Minggu, 19 Februari 2012

LNG TANGGUH: PLN finalisasi negosiasi pembelian

Large_sx028_5d52_9                           JAKARTA: PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sedang memfinalkan negosiasi pembelian LNG dari Tangguh, Papua sebesar 1 juta ton per tahun (MTPA) yang merupakan diversion (pengalihan) dari ekspor ke Sempra, Amerika Serikat.

Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan terkait harganya masih dirundingkan. Dia enggan merinci lebih jauh terkait hal itu.

“PLN sedang finalisasi LNG ex pengalihan Sempra. PLN pasti ambil, PLN ambil 1 juta ton LNG per tahun. Soal harga masih dirundingkan, arahnya positif,” ujarnya, Senin (13/02)

Nur mengatakan masih banyak pembangkit PLN yang belum mendapatkan gas, terutama PLTGU Belawan sebesar 100 BBTUD, Semarang sebesar 150 BBTUD, Muara Karang dan Tanjung Priok yang totalnya sebesar 200 BBTUD. Selain itu, PLTGU Muara Tawar dan Gresik juga masih membutuhkan tambahan gas masing-masing 40 BBTUD dan 100 BBTUD.

“Kalau pembangkit PLN lainnya di Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku total sekitar 200 BBTUD, itu masih memerlukan infrastruktur gas dan kepastian sumber gas, belum ada program pasti,” ujar Nur.

Sebelumnya, Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menyatakan siap mengalihkan seluruh volume ekspor LNG Tangguh, Papua ke Sempra, Amerika Serikat sebanyak 3,7 juta ton per tahun (MTPA) ke pembeli domestik. Dari total 3,7 MTPA tersebut, PLN siap membeli sebesar 1 MTPA.

Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas BP Migas Gde Pradnyana mengatakan pada prinsipnya, jika pembeli domestik ingin membeli, maka harga beli LNG-nya harus lebih baik dibandingkan harga beli oleh Sempra. Saat ini, Sempra membeli LNG Tangguh sekitar US$7—US$9 per MMBTU.

“Kalau pembeli domestik bisa bayar baik, kenapa tidak? Sempra komitmennya paling besar, yakni 3,7 MTPA, dan dia ngga ambil semua. Hal ini karena seiring dengan ditemukannya shale gas di sana [Amerika Serikat], pasar domestik di AS jadi jenuh dengan gas,” ujar Gde.

Tahun lalu, sebagian dari komitmen ke Sempra sudah dialihkan ke Jepang, India, Thailand. Tahun ini belum tahu berapa yang diambil oleh Sempra.

Menurut Gde, jika pembeli domestik mau membeli LNG Tangguh diversion (pengalihan) Sempra tersebut, harganya kira-kira harus sebesar US$8—US$10 per MMBTU, karena ditambah penalti untuk Sempra sebesar US$1 per MMBTU.

“Kontrak LNG Tangguh dengan Sempra itu 20 tahun, kita tidak bisa sewenang-wenang ambil. Yang dimungkinkan adalah diversion. Kontraknya masih valid, sehingga kalau ada diversion, Sempra minta penalti,” ujarnya.

Berbeda dengan ekspor LNG Tangguh ke Fujian, China, harga ekspor LNG Tangguh ke Sempra memakai patokan Henry Hub tanpa batas atas (ceiling price).

Sesuai kontrak, ekspor LNG Tangguh ke Sempra bisa dialihkan 50% dari 3,7 MTPA atau sebesar 1,85 MTPA ke pembeli lain dengan memberikan penalti sekitar US$1 per MMBTU sebagai kompensasi.

Namun Gde mengatakan, di luar klausul kontrak itu sebenarnya dimungkinkan juga jika ada pengalihan sisanya namun harus ada izin terlebih dahulu kepada Sempra dan jika ada harga yang lebih baik. (Bsi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar