Senin, 27 Februari 2012

EKONOMI KALTIM: Ekspor 2012 diprediksi susut 19%

Large_dsc_5736
BALIKPAPAN: Nilai ekspor Kalimantan Timur diprediksi susut 19% pada 2012, seiring belum membaiknya perekonomian global.

Ketua Asosisasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltim Slamet Brotosiswoyo memperkirakan penurunan itu didorong oleh melambatnya ekspor migas dan tambang yang memang mendominasi ekspor Kaltim.

“Eropa akan mengurangi ekspor dari negara Asia yang menjadi salah satu pasar migas dan batubara asal Kaltim,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (22/02).

Ekspor Kaltim November 2011 tercatat US$3.448 juta. Rinciannya, migas US$1.620 juta dan nonmigas US$1.828 juta.

Slamet berpendapat data itu merupakan angka 2011 yang belum mendapatkan efek langsung dari krisis global.

Dia menyebutkan tren penurunan itu sebenarnya sudah mulai terasa pada Mei 2011. Hanya, angka itu masih jauh di atas nilai ekspor tahun lalu, sehingga nilai ekspor Kaltim tampak normal.

Slamet mengharapkan pemerintah agar segera mencari solusi agar koreksi ekspor Kaltim tidak makin dalam. Misalnya dengan memperbaiki infrastruktur.

“Biaya logistik di Kaltim cukup besar karena infrastruktur tidak memadai yang mengakibatkan daya saing barang hasil produksi juga lemah,” tukasnya.

Harga BBM
Slamet juga meminta kepastian soal pembatasan BBM subsidi. Meski baru akan diterapkan pada kendaraan pelat merah dan pada daerah tertentu, kebijakan itu tidak memberi solusi bagi pertumbuhan industri.

Dia mengakui kenaikan harga BBM atau pembatasan merupakan dilema yang harus diselesaikan pemerintah. Pengusaha akan terjepit ketika harga BBM naik, sementara pembatasan menimbulkan gejolak sosial.

Untuk itu, Slamet mengusulkan, sebaiknya pemerintah mencabut subsidi BBM sehingga disparitas harga tidak menjadi permasalahan di lapangan.

Pencabutan subsidi itu tentu harus dibarengi penyederhanaan birokrasi. Pengusaha biasanya akan bisa mengatur penyesuaian pos operasional ketika harga bahan bakar dinaikkan.

“Kami akui efeknya juga terasa bagi kami. Namun, pencabutan subsidi ini akan mampu meningkatkan daya saing kami kalau birokrasi juga dipersingkat,” ujarnya.(22/Bsi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar