Rabu, 22 Februari 2012

KOMODITAS NIKEL: Kenaikan harga terhambat suplai yang melimpah

Large_dsc_3971
LONDON: Produksi nikel dari perusahaan-perusahaan pertambangan dan pemurnian mencapai level tertinggi dalam sejarah, sehingga menambah surplus yang jadi ancaman bagi reli harga tahun ini.

Barclays Capital memperkirakan produksi tahun ini akan melebihi permintaan hingga  45.000 ton, naik 73% dari 2011. Jumlah tersebut sama dengan 46% dari stok yang dipantau oleh London Metal Exchange.

Sementara itu menurut Morgan Stanley produksi nikel yang dimurnikan akan naik 12%, terbesar setidaknya dalam 8 tahun.

Hal itulah yang menjadi salah satu alasan para analis dalam jejak pendapat Bloomberg memperkirakan harga bisa turun 13% menjadi US$17.630 per ton pada akhir tahun. Tahun ini harga nikel telah naik 9% menjadi US$20.350 per ton, seiring kenaikan pada sebagian besar komoditas.

Pasar logam ini telah kembali ke tren naik atau bull setelah penurunan 22% tahun lalu di tengah membaiknya prospek pertumbuhan global dengan manufaktur di AS mengalami kenaikan dua bulanan terbesar dalam lebih dari 2 tahun pada Januari, demikian juga dengan di China.

Sekalipun pasokan baru terus muncul yang diperkirakan berasal dari Australia, Madagaskar, hingga Brasil, konsumsi tetap tidak akan berkembang cukup pesat untuk menyerap tambahan logam itu.

Menurut Deutsche Bank AG dalam laporannya 15 Februari, sebagian besar pasar baja tahan karat yang menyerap 76% dari seluruh permintaan nikel, masih tetap tertekan.

"Kita akan mendapatkan lebih banyak pasokan lagi selama tahun ini," ungkap Daniel Briesemann, analis di Commerzbank AG di Frankfurt.

Briesemann memperkirakan surplus besar untuk nikel tidak hanya tahun ini, tapi tahun depan, dan kemungkinan berlanjut hingga 2014. Hal itu bukan hanya karena peningkatan pasokan, tapi di sisi lain industri stainless steel sedang menghadapi masa yang sulit. (faa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar