Senin, 05 Maret 2012

Dampak Kenaikan Harga BBM terhadap Inflasi Hanya Sementara

Ester Meryana | Tri Wahono | Senin, 5 Maret 2012 | 15:25 WIB
KOMPAS/PRIYOMBODO Petugas bersiap mengisi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ke bajaj di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (14/2/2012). Pemerintah mengisyaratkan kemungkinan kenaikkan harga bahan bakar minyak bila harga minyak dunia terus naik dan menyebabkan tekanan fiskal. 
JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Gubernur Bank Indonesia, Hartadi Sarwono, mengungkapkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pasti akan berdampak pada meningkatnya angka inflasi. Akan tetapi, menurut dia, kenaikan inflasi yang tinggi hanya terjadi saat harga BBM tersebut dinaikkan.
"Apapun yang dipilih pemerintah dalam pengurangan subsidi itu akan berdampak pada inflasi. Tapi enggak apa-apa nanti akan kita hitung yang perlu kita jaga jangan sampai second round effect-nya (dampak lanjutan) menjadi terlalu besar. Yang penting harus disadari ini one shock kenaikan inflasinya," ujar Hartadi, usai menghadiri rapat kerja antara Bank Indonesia dengan Komisi XI DPR RI, di DPR, Jakarta, Senin (5/3/2012).
Hartadi menuturkan, masyarakat jangan kaget jika inflasi bisa melebihi batas atas yang ditetapkan pemerintah ketika harga BBM bersubsidi dinaikkan. Inflasi bisa tembus dari 5,5 persen. Tapi, kata dia, angka inflasi biasanya akan menurun dalam bulan-bulan berikutnya. Dengan kata lain dampaknya terhadap inflasi hanya sesaat.
"Jadi jangan kaget nanti inflasi pada shock akan melebihi target atas kita yakni 5,5 persen. Tapi tadi, dengan kita kendalikan second round effect itu dia (inflasi) akan kembali menurun," tambah Hartadi.
Dari penelitian BI, dalam waktu tiga bulan, inflasi bulanan biasanya sudah kembali turun meskipun secara angka tahunan (year on year) mungkin belum bisa terlihat. Angka inflasi secara tahunan bisa tetap tinggi. Ini karena ada dampak base line yakni inflasi tahun lalu rendah sedangkan inflasi tahun ini tinggi.
"Jadi jangan orang melihat oke (inflasi karena) BBM itu tinggi, itu akan tetap tinggi segitu. Padahal enggak itu saja yang harus kita sampaikan. Dia (inflasi) bahkan akan kembali turun dan nanti satu tahun kemudian setelah (harga) BBM itu dinaikkan atau apapun keputusan pengendalian BBM, (inflasi) itu akan kembali sampai pada target rendah. Kita malah ke batas rendah sekarang. Berapa? Secara year on year-nya akan kembali ke situ," pungkas Hartadi. 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar