Rabu, 07 Maret 2012

Antam raih penjualan Rp10,3 triliun

Kamis, 1 Maret 2012 07:11 WIB | 1831 Views
Jakarta (ANTARA News) - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan penjualan sepanjang 2011 sekitar Rp10,3 triliun (unaudited), naik 18 persen dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya sebesar Rp8,47 triliun.

Direktur Utama Antam Alwinsyah Loebis mengatakan di Jakarta, Rabu, kenaikan ini dipacu oleh penjualan komoditas feronikel, bijih nikel, dan emas yang turut meningkat. Komoditas feronikel menjadi kontributor terbesar dari pendapatan Antam dengan sumbangan 36 persen atau Rp3,7 triliun.

Kinerja produksi dan penjualan feronikel tercatat tertinggi sepanjang sejarah Antam. Volume produksi feronikel pada 2011 tercatat 19.690 TNi atau naik lima persen dibanding tahun sebelumnya. Dengan masih kuatnya permintaan, volume penjualan feronikel mencapai 19.527 TNi.

"Pendapatan Antam dari komoditas feronikel tercatat Rp3,7 triliun seiring kenaikan volume penjualan dibanding tahun sebelumnya, meski harga rata-rata feronikel di 2011 turun tiga persen menjadi 9,83 dolar AS per pon," kata Alwin.

Sama seperti feronikel, lanjutnya, permintaan bijih nikel di 2011 juga masih kuat sehingga produksi bijih nikel Antam naik 13 persen menjadi 7.959.157 mwt yang terdiri dari 3.512.151 wmt bijih nikel kadar tinggi dan 4.447.006 wmt bijih nikel kadar rendah.

Peningkatan produksi bijih nikel juga diikuti kenaikan volume penjualan bijih nikel di 2011 yang naik 8 persen menjadi 6,345 wmt.

"Dengan kenaikan volume penjualan, pendapatan Antam dari bijih nikel di 2011 tercatat Rp2,5 triliun atau naik lima persen," tuturnya.

Volume produksi emas sepanjang 2011 tercatat 2.667 kilogram yang terdiri dari 1.987 kg berasal dari Pongkor dan 680 dari Cibaliung. Volume produksi emas pada 2011 turun empat persen dibandingkan dengan 2010 karena turunnya produksi emas Pongkor seiring dengan penurunan kadar bijih emas yang ditambang.

"Kadar bijih emas merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol Antam mengingat tambang Pongkor dan Cibaliung merupakan tambang emas bawah tanah," imbuhnya.

Meski Antam mencatat penurunan produksi, tingginya permintaan volume penjualan emas mencapai 8.009 kg pada 2011, naik 22 persen dibanding dengan 2010. Dengan kenaikan volume penjualan disertai dengan kenaikan harga jual rata-rata emas sebesar 32 persen menjadi 1.620,44 dolar AS per toz, pendapatan dari komoditas ini mencapai Rp3,7 triliun, naik 56 persen.

Tingkat kenaikan harga pokok penjualan yang melebihi tingkat kenaikan penjualan menjadikan marjin kotor Antam tercatat 29 persen dibanding periode tahun sebelumnya sebesar 34 persen.

Laba usaha Antam mengalami peningkatan satu persen menjadi Rp1,99 triliun, dibanding dengan periode tahun sebelumnya Rp1,97 triliun, sehingga marjin usaha tercatat 19 persen dibandingkan dengan 2010 sekitar 22 persen.

"Dengan pencapaian tersebut, laba bersih Antam meningkat 13,5 persen menjadi Rp1,91 triliun dibanding dengan periode tahun sebelumnya Rp1,68 triliun," ujarnya.

Ia menambahkan kinerja keuangan Antam pada 2011 merefleksikan peningkatan signifikan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama, dan 2011 juga menandai tahap lanjutan dari pertumbuhan perusahaan dengan dimulainya konstruksi proyek CGA Tayan senilai 450 juta dolar AS dan proyek Halmahera Timur sebesar 1,6 miliar dolar AS.

"Kami yakin kinerja finansial dan operasional tetap solid dan kami dapat memberikan imbal hasil yang kuat bagi pemegang saham pada tahun ini," katanya.

(KR-TRT/A026)
Editor: Suryanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar