Senin, 12 Maret 2012

BBM SUBSIDI: Wuih, Kuota BBM Akan Tembus 40 Juta Kiloliter!

Oleh JIBI on Tuesday, 13 March 2012
JAKARTA : Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik pesimistis kuota BBM subsidi sebesar 40 juta kiloliter dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (RAPBN-P) 2012 bisa dicapai.
“Kelihatannya akan berat dicapai 40 juta kiloliter. Feeling saya, angka ini akan lewat. Tapi mari kita kejar dulu,” ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR-RI, hari ini.
Wacik mengatakan berdasarkan data saat harga BBM naik pada 2008, masyarakat menghemat konsumsi BBM hanya pada sebulan pertama. Setelah itu, konsumsi BBM kembali ke level biasa.
“Dari data 2008, hanya sebulan rakyat Indonesia itu menghemat. Setelah itu biasa lagi, berapa pun harga BBM, mereka [masyarakat] beli juga,” ujarnya.
Meski demikian, Wacik berharap dengan susunan BPH Migas yang baru maka pengawasan penyaluran BBM subsidi bisa lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, jika pada September-Oktober nanti tren konsumsi cenderung naik, maka pemerintah akan mengajukan tambahan kuota kepada DPR.
“Angka 40 juta kiloliter ini kita kejar dulu. Mudah-mudahan kuotanya bisa ditekan dulu supaya bisa kita capai. Tapi kalau konsumsinya lewat, saya lebih nyaman, lebih baik ke DPR dulu minta izin [tambahan kuota],” ujarnya.
Secara keseluruhan, Menteri ESDM menyampaikan 7 hal dalam asumsi makro RAPBN-P 2012 di depan anggota Komisi VII DPR-RI. Pertama, Indonesian Crude Price (ICP) sebesar US$105 per barel. Kedua, lifting minyak bumi sebesar 930.000 barel per hari, lebih rendah dari sebelumnya 950.000 barel per hari.
“ICP pada Oktober masih pada angka US$109 per barel, pada Januari sudah US$115,9 per barel, Februari sudah US$122 per barel. Kedua lifting, pada 2011 rata-rata lifting 902.000 bph, padahal target kita 950.000 bph. Kami merevisi lifting minyak tahun ini jadi 930.000 bph, ini pun sebetulnya angka yang sudah berat untuk kami capai,” jelas Wacik.
Ketiga, asumsi volume LPG 3 kg sebesar 3,61 juta ton. Keempat, subsidi biodiesel Rp3.000 per liter dan subsidi bioethanol Rp3.500 per liter. Kelima, alpha BBM subsidi sebesar Rp641,94 per liter. Keenam, volume BBM subsidi sebesar 40 juta kiloliter. Terakhir, subsidi LGV (Liquified Gas for Vehicle) sebesar Rp1.500 per liter.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, realisasi subsidi BBM pada 2011 mencapai Rp164,76 triliun, melebihi asumsi APBN-P 2011 yang dipatok sebesar Rp129,72 triliun. Pada 2011, realisasi volume BBM subsidi mencapai 41,79 juta kiloliter dengan realisasi ICP US$111 per barel dan kurs Rp8.779 per dolar AS.
Dalam APBN 2012, subsidi BBM awalnya direncanakan sebesar Rp123,6 triliun, sementara dalam RAPBN-P 2012 menjadi Rp137,38 triliun, yang sudah memperhitungkan kenaikan harga BBM sebesar Rp1.500 per liter.
“Dengan ICP US$105 per liter, kemudian kurs Rp9.000 per liter dan volume BBM subsidi tetap 40 juta kiloliter, maka subsidinya harus bisa dipertahankan pada angka Rp137,38 triliun. Angka-angka ini cukup realistis, mudah-mudahan dapat persetujuan DPR lebih cepat,” jelas Wacik. [vega aulia/roy]
Popularity: unranked [?]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar