Selasa, 03 Januari 2012

Tim Advokasi Bima: Polisi Siap Tembak di Atas Atap

04 Januari 2012.Tempo
TEMPO.CO, Mataram - Tim advokasi korban Lambu, Bima, menemukan fakta kalau ada aparat polisi yang siap tembak di atap rumah penduduk. "Siap tembak ketika warga tidak melakukan perlawanan," kata Koordinator Tim Advokasi Korban Lambu, Dwi Sudarsono, kepada wartawan di Mataram kemarin.

Temuan itu didapat tim setelah melakukan investigasi pasca-tragedi berdarah di Pelabuhan Sape, Bima, Sabtu, 24 Desember 2011 lalu. Dwi mengatakan tidak ada tembakan peringatan yang dikeluarkan polisi saat kejadian. Tembakan, kata Dwi, dilakukan saat warga mulai lari.

Berdasarkan investigasi tim ini, selain tiga orang korban meninggal, juga terdapat korban luka-luka akibat peluru karet berjumlah 28 orang di Desa Rato, 8 orang di Desa Sumi, 2 orang di Desa Soro, 7 orang di Desa Lanta, dan sisanya masing-masing satu orang di Desa Melayu, Nggelu, dan Karumbu.

Ketua Walhi Nusa Tenggara Barat Ali Usman Al Khairy mengatakan dua korban tewas tertembak peluru polisi, yaitu Arif Rahman dan Syaiful, berada pada jarak 600 meter dari pelabuhan. "Polisi tidak dalam posisi terdesak," katanya.

Blokade yang dilakukan warga di Pelabuhan Sape, Bima, berujung menjadi kerusuhan berdarah. Warga yang menolak kehadiran perusahaan eksplorasi tambang di wilayahnya harus berhadapan dengan aparat bersenjata.

Ali Usman mengatakan rencana operasi tambang PT Sumber Mineral Nusantara yang meliputi tiga titik di kawasan hulunya merupakan hutan. Adapun di bagian bawahnya terdapat sebuah bendungan, Dam Sumi, yang mengairi 3 kecamatan. Eksplorasi tambang, menurut Ali, akan berdampak pada ketersediaan air. "Saya yakin akan habis kandungan airnya," kata Ali.

SUPRIYANTHO KHAFID

Tidak ada komentar:

Posting Komentar