Selasa, 03 Januari 2012

Komnas HAM Sulit Pastikan Jenis Peluru Kasus Bima

04 Januari 2012,Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional (Komnas) HAM kesulitan memastikan jenis peluru yang digunakan polisi dalam penembakan massa di Pelabuhan Sape, Bima, pada 24 Desember silam. Alasannya, tak satupun proyektil peluru yang ditemukan Komnas di lokasi kejadian.

Wakil Ketua Komnas HAM, Ridha Saleh menyebutkan, Komnas sudah berusaha mencari bukti selongsong peluru di daerah Pelabuhan Sape dan sekitarnya. Namun, tak satupun yang ditemukan. "Setelah penembakan, polisi langsung mengumpulkan selongsong peluru yang ada," kata Ridha di kantornya, Selasa, 3 Januari 2011.

Pernyataan Ridha ini diperkuat bukti rekaman video pascapenembakan di Pelabuhan Sape. Beberapa polisi yang masih memegang senjata langsung berkeliling Pelabuhan Sape dan memunguti selongsong peluru yang berserakan.

Ridha belum bisa mengakses informasi mengenai jenis peluru penyebab meninggalnya Arif Rahman, 18 tahun, dan Syaiful, 17 tahun, yang tewas karena tertembak.  Komnas belum memperoleh akses hasil autopsi dari rumah sakit. "Kami masih menunggu dari kepolisian karena pemeriksaan forensik hanya otoritas Polri."

Wakil Ketua Komnas lainnya, Nur Kholis, menduga ada kejanggalan dalam tindakan polisi yang dipimpin Polresta Bima Ajun Komisaris Besar Kumbul yang memungut semua proyektil setelah ditembakkan. "Pungut peluru menurut kami ada sesuatu yang janggal sehingga harus ditutupi," kata Kholis di ruang kerjanya.

Kholis menyebutkan, tindakan pungut peluru yang dilakukan secara rapi oleh aparat menunjukkan tindakan penembakan sudah direncanakan. "Apakah ini skenario anak buah atau diperintahkan," ujarnya.

Menurut Kholis, aksi pungut peluru ini tidak mungkin dilakukan hanya oleh inisiatif anak buah saja. Apalagi pungut peluru tidak hanya dilakukan oleh satu orang anggota polisi. "Ini patut dicurigai ada apa-apanya."

Komnas mendapat cerita beberapa saksi di lapangan menyebutkan ada polisi yang mencongkel peluru yang bersarang di dada Arif dan Syaiful, dua korban tewas, sebelum dibawa ke rumah sakit untuk autopsi. Namun, informasi ini masih akan didalami Komnas karena baru disebutkan beberapa sumber tanpa diikuti bukti yang kuat.

IRA GUSLINA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar