Kamis, 05 Januari 2012

Terlalu, Polisi Intimidasi Wartawan Bima

Penulis : Donny Andhika
Kamis, 05 Januari 2012 22:16 WIB
JAKARTA--MICOM: Video saat pihak kepolisian menembaki warga yang berdemonstrasi di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat, ternyata membuat gerah korps Bhayangkara tersebut.

Tak pelak, sejumlah wartawan lokal NTB menjadi sasaran intimidasi aparat. Tujuannya untuk mencari perekam video tersebut.

Ketua Komnas HAM Ifdal Kasim mengatakan itu. Video tersebut direkam tepat saat penyerangan polisi ke warga pendemo terjadi pada 24 Desember 2011.

"Situasi yang berkembang sekarang, menimpa rekan-rekan wartawan. Kita perlu tekankan kepada tataran kepolisian, agar tidak melakukan intimidasi atau menciptakan suasana yang membuat rekan-rekan pers di sana (Bima) tidak nyaman," ujar Ifdal dalam rapat bersama sejumlah anggota Komisi III DPR di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (5/1).

Dalam pertemuan tersebut, Komisi III DPR dipimpin Nasir Jamil (PKS) yang ditemani Martin Hutabarat (Gerindra), Ahmad Yani (PPP), Eva Sundari, dan Ahmad Basarah (PDI-Perjuangan).

Dari Komnas HAM diwakili Ketua Komnas HAM Ifdal Kasim, Wakil Ketua Bidang Eksteral Nurkholis, dan Komisioner yang juga Ketua Tim Investigasi Kasus Pelabuhan Sape Ridha Saleh.

Informasi mengenai intimidasi didapatkan dari sejumlah wartawan yang sedang berada di Bima. Polisi mengitimidasi dengan cara meneror melalui pesan singkat dan mendatangi sejumlah wartawan.

"Mereka (polisi) mencurigai gambar video yang kami dapatkan berasal dari wartawan. Padahal video itu bukan dari mereka. Ini kan bukan zamannya lagi intimidasi," kata Ifdal.

Menanggapi hal tersebut, Ahmad Yani menegaskan, informasi tentang intimidasi yang dilakukan harus segera ditangani serius agar tidak menjadi persoalan baru dalam kasus tersebut.

"Berdasarkan informasi ini, kami meminta kepada Kapolri untuk menghentikan langkah-langkah aparat kepolisian di bawahnya, dalam rangka untuk tidak melakukan teror atau intimidasi terhadap pekerja jurnalistik di Bima. Saya kira tidak bisa terus-terus dilakukan seperti itu," ujar Yani. (*/OL-5) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar