Selasa, 03 Januari 2012

Investasi Rp8 triliun, CMNP masuki bisnis infrastruktur pertambangan

02 Januari 2012

JAKARTA: PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, operator jalan tol swasta, berencana memasuki bisnis infrastruktur pertambangan dengan total nilai investasi diperkirakan mencapai Rp8 triliun.

Direktur Keuangan Citra Marga Indrawan Sumantri mengatakan saat ini pihaknya masih mengkaji kebutuhan dana untuk bisnis baru tersebut. Perseroan berniat untuk mengakuisisi perusahaan infrastruktur terlebih dahulu untuk memuluskan rencana tersebut.

“Kalau mau mengikuti business plan awal, memang nilai investasinya bisa sekitar Rp7 triliun-Rp8 triliun, karenanya kami sedang studi secara matang untuk mengkaji segala sesuatunya,” ujarnya akhir pekan lalu.

Indrawan menjelaskan beberapa hal yang sedang dipelajari perseroan, diantaranya adalah tingkat pengembalian investasi (return on investment/ ROI), internal rate of return (IRR), dan kemampuan perseroan sendiri.

Menurut dia, saat ini studi mengenai bisnis infrastruktur tersebut masih belum rampung, sehingga perseroan belum menentukan sumber pendanaan untuk memenuhi kebutuhan investasi yang cukup besar itu.

“Kami belum sampai ke tahap itu [sumber pendanaan[, masih menunggu hasil studi supaya lebih efisien dan layak beroperasi. Dengan IRR yang menarik, baru kami akan pikirkan cara pembiayaannya,” paparnya.

Salah satu alternatif pendanaan yang akan digunakan perseroan, menurut Indrawan adalah dengan menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (private placement).

Perseroan telah mengantongi persetujuan dari para pemegang saham untuk menggelar aksi korporasi tersebut pada Agustus 2011. Dari private placement, perseroan menargetkan dapat meraih dana sebesar Rp240 miliar dengan harga pelaksanaan minimal Rp1.200 per saham.

Indrawan mengatakan meskipun sudah mengatongi restu dari pemegang saham, perseroan belum mengeksekusi penerbitan saham baru tersebut. Alasannya, dia mengungkapkan perseroan masih memperhitungkan nilai dari bisnis infrastruktur tambang tersebut.

“Investasi ini nilainya besar dan tentunya akan memakan waktu lama, jadi kami akan mengkajinya secara lengkap dan komprehensif. Kalau sudah yakin, baru kami akan eksekusi rencana rights issue,” tuturnya.

Indrawan menuturkan berdasarkan peraturan yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), perseroan masih memiliki waktu dua tahun sejak penyelenggaraan RUPSLB untuk merealisasikan aksi korporasi itu.

Dia mengatakan dana dari private placement tentunya memang tidak mencukupi kebutuhan investasi infrastruktur tambang. Oleh karena itu, dia mengatakan perseroan juga akan mencari opsi pendanaan lainnya.

Untuk belanja modal (capital expenditure/ capex) 2012, Direktur Operasional Citra Marga Hudaya Arryanto mengatakan perseroan akan mengalokasikan sebesar Rp550 miliar. Dana tersebut, tuturnya akan digunakan untuk proyek tol Depok-Antasari dan biaya perawatan.

“Sekitar Rp500 miliar kami alokasikan untuk tol depok-Antasari, sementara sisanya untuk biaya perawatan mesin. Semuanya akan berasal dari kas internal,” terangnya.

Citra Marga merupakan operator jalan tol swasta yang hingga kini tercatat memiliki dua ruas tol yang beroperasi, yakni Jakarta Inner Urban Tollroad dan Waru-Djuanda serta satu ruas tol yang masih dalam tahap pembebasan lahan, yakni tol Depok-Antasari.

Dari tiga ruas tol tersebut, panjang tol yang akan dikelola perseroan adalah 67 km. Hingga November, pendapatan dari dua ruas tol yang sudah beroperasi mencapai Rp673 miliar dari target akhir tahun sebesar Rp741,5 miliar.

Pada tahun ini perseroan menargetkan pendapatan jalan tol dapat tumbuh 15,44% menjadi Rp856 miliar. Adapun, laba bersih diproyeksikan dapat tumbuh 3,9% menjadi Rp320 miliar dari target laba 2011 Rp308 miliar. (faa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar