Selasa, 03 Januari 2012

PLTU Jepara pastikan stok batu bara aman

01 Januari 2012

JEPARA: Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tanjung Jati B, Jepara, Jawa Tengah, memastikan stok batu bara cukup untuk memenuhi kebutuhan selama beberapa pekan ke depan, karena tersedia stok batu bara sebanyak 700.000 ton.

"Sedangkan kebutuhan batu bara setiap bulannya sekitar 400.000 ton, sehingga stok yang ada sekarang cukup untuk memenuhi kebutuhan selama beberapa pekan mendatang," kata Deputi Manajer Humas PT PLN Pembangkitan Tanjung Jati B, Dewanto, di Jepara, Minggu.

Ia mengatakan, stok batu bara tersebut masih bisa bertambah, karena sudah ada jadwal pengiriman, sedangkan cuaca laut di Perairan Jepara juga mendukung untuk pengiriman batu bara.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kata dia, musim Angin Barat yang sering terjadi pada Desember, Januari, dan Februari bisa mengganggu ketersediaan stok batu bara karena pengiriman dengan kapal terkendala ombak air laut yang cukup tinggi.

Ketika gelombang air laut tinggi, kapal yang mengangkut batu bara dari Kalimantan dimungkinkan tidak boleh bersandar ke dermaga PLTU Tanjung Jati B Jepara untuk menghindari bertabrakan dengan jeti ketika dihantam ombak air laut.

Untuk itu, lanjut dia, PLTU mengantisipasinya dengan memperbanyak stok batu bara sebelum memasuki musim baratan.

"Kami tak ingin, persoalan ketersediaan stok batu bara pada 2006 terulang kembali," ujarnya.

Ketersediaan stok batu bara, katanya, didukung dengan tempat yang cukup luas untuk menyimpan bahan bakar fosil tersebut karena mampu menampung hingga 800.000 ton batu bara.

"Ketersediaan stok batu bara tersebut, juga untuk memberikan kepastian suplai listrik ke sejumlah daerah aman," ujarnya.

Jumlah kapal yang melakukan pengiriman batu bara sebanyak empat unit kapal dengan kapasitas muatan batu bara sebanyak 65.000 ton dengan jadwal pengiriman sebanyak enam kali dalam sebulan.

Awalnya, kata dia, jumlah kapal pengangkut batu bara tiga kapal, kemudian ditambah lagi karena PLTU Tanjung Jati B Jepara memiliki dua pembangkit baru, yakni unit tiga yang baru saja diresmikan pada 28 Desember 2011, sedangkan unit empat masih pada tahap tes keandalan.

Sementara itu, Kabid Penanggulangan Bencana Alam pada Satpol PP Kabupaten Jepara, Ahmad Setyanto mengungkapkan, gelombang air laut tinggi atau biasa disebut musim baratan memang sering terjadi pada Desember, Januari dan Februari.

"Pekan ini, cuaca air laut di Perairan Jepara cenderung normal, sehingga aktivitas di laut masih mendukung," ujarnya.

Terkait dengan prakiraan cuaca di Perairan Jepara dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Klimatologi Semarang, katanya, pihaknya belum menerima informasi terbaru.

"Biasanya, kami mendapatkan informasi soal prakiraan cuaca di Perairan Jepara setiap beberapa hari sekali. Akan tetapi, untuk pekan ini belum mendapatkan," ujarnya. (faa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar