Kamis, 05 Januari 2012

Tiga Orang yang Tewas dalam Kekerasan di Sape

26 Desember 2011,Kompas
Bestari Nusa Tenggara Barat

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekurangnya tiga orang yang tewas dalam peristiwa kekerasan antara masyarakat dan polisi di Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat. Adapun korban luka dan kritis mencapai 19 orang.
Demikian disampaikan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Ketua Komnas HAM) Ifdhal Kasim dalam jumpa pers kasus Sape, Senin (26/12/2011) di Jakarta.
Menurut Ifdhal, tiga orang yang tewas adalah Arifudin Arrahman, Saiful (17 tahun), dan Arief Rahman (19 tahun). Mereka diduga tewas akibat terkena peluru tajam yang ditembakkan polisi.
"Kami prihatin dengan adanya tindakan berlebihan dan tidak profesional yang dilakukan aparat kepolisian dalam membubarkan aksi massa," kata Ifdhal.
Peristiwa Sape terjadi pada Sabtu (24/12/2011) ketika massa memblokade jembatan menuju pelabuhan Sape. Aksi tersebut dilakukan karena masyarakat menilai pemerintah daerah tidak memerhatikan kepentingan masyarakat terkait pemberian izin eksplorasi pertambangan PT Sumber Mineral Nusantara.
Eksplorasi itu berpotensi merusak lingkungan hidup masyarakat, berupa hilangnya sumber mata air untuk irigasi. Areal pertambangan juga merusak ladang dan areal penggembalaan hewan ternak masyarakat setempat.
Ifdhal mengatakan, dalam menangani konflik agraria antara masyarakat dan perusahaan atau dengan pemerintah daerah, polisi seharusnya tidak boleh menggunakan senjata tajam. Tindakan aparat yang menembaki masyarakat menunjukkan keberpihakan polisi kepada salah satu pihak.
Konflik agraria, kata Ifdhal, seharusnya diselesaikan secara dialog dan musyawarah.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Saud Usman Nasution mengatakan, korban tewas berjumlah dua orang. Selain menyelidiki ada atau tidaknya tindak pidana dalam kasus kekerasan itu, polisi juga akan mengusut ada atau tidaknya kesalahan prosedur yang dilakukan anggota polisi saat menangani peristiwa itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar