Minggu, 08 April 2012

Duit-duit Negara untuk Lumpur Lapindo

Jum'at, 06 April 2012 | 05:38 WIB
TEMPO.CO , Jakarta : Saat menghadiri Kader Bangsa Fellowship Program di Yogyakarta pada 14 Maret 2012, Aburizal Bakrie mengaku menghabiskan Rp 9 triliun untuk mengganti lahan warga Lapindo. Pihaknya menyatakan sudah menyelesaikan proses jual-beli lahan lebih dari 90 persen.


Sedangkan harga tanah di lokasi semburan yang ia beli tanah sudah 10-20 kali lipat nilai jual obyek pajak. “Harga NJOP-nya Rp 60.000, kami jual Rp 1,2 juta,” kata pengusaha kelompok Bakrie sekaligus Ketua Umum Partai Golkar itu.

Ical kembali menyebut semburan Lapindo sebagai fenomena alam yang tidak pernah berhenti selama 30 tahun. "Bisa dibayangkan, tragedi muncrat lumpur ke permukaan mungkin dalam 30 tahun tak akan terselesaikan," kata Ical. “Sebenarnya berat karena setiap bulan kami harus mengeluarkan dana Rp 100 miliar.”

Tapi baru-baru ini muncul informasi pemerintah kembali menganggarkan dana Rp 1,3 triliun anggaran perubahan 2012 untuk masalah yang ditimbulkan akibat pengeboran perusahaan Lapindo Brantas itu. (Baca: Negara Tanggung Korban Lapindo Rp 7,2 Triliun)

Dana itu sudah masuk Pasal 18 Undang-Undang APBN-Perubahan 2012. Dana yang dibebankan kepada negara ini akan dipakai buat melunasi pembayaran pembelian tanah dan bangunan di luar peta area bencana. (Baca: Negara Menanggung Ganti Rugi Lapindo)

Padahal pemerintah bukan tahun ini saja menggelontorkan duit dari pajak-pajak rakyat untuk masalah lumpur di Porong, Sidoarjo. Sejak 2006 APBN sudah dialokasikan. Berikut ini uang yang dikeluarkan negara:

2006 : Rp 6,3 miliar
2007 : Rp 500 miliar (terealisasi Rp 114,18 miliar)
2008 : Rp 1,1 triliun (terealisasi Rp 513,1 miliar)

2009 : Rp 1,1 triliun
- Untuk penyelesaian tanah 3 desa Rp 227 miliar
- Untuk relokasi arteri raya Porong Rp 523 miliar
- Untuk pembangunan infrastruktur Rp 241 miliar
- Untuk bantuan sosial kemasyarakatan Rp 59 miliar.
* (terealisasi Rp 592,1 miliar)

2010 : Rp 1,216 trilun
- Bidang pembangunan infrastruktur Rp 421 miliar
- Bidang sosial Rp 208 miliar antara lain untuk
a. Penyuluhan Rp 297 juta
b. Jual-beli tanah Rp 101 miliar
c. Pelatihan teknis Rp 761 juta.
- Bidang Operasi Rp 89 miliar antara lain untuk
a. Pengalihan lumpur ke Kali Porong Rp 48 miliar
b. Pengadaan alat berat Rp 39 miliar.
- Bidang Sekretariat, antara lain untuk
a. Pembayaran gaji Rp 12 miliar
b. Operasional kantor Rp 3 miliar.
*(terealisasi Rp 636 miliar)

2011 : Rp 1,2 triliun
2012 : Rp 1,3 triliun

WANTO | EVAN | PDAT | DIOLAH TEMPO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar