Rabu, 04 April 2012

Antam Siapkan Empat Proyek Ekspansif

 

Orin Basuki | Robert Adhi Kusumaputra | Kamis, 18 Agustus 2011 | 23:53 WIB 
 
Penambang rakyat di Kacang Pedang, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung, mencari timah di kolam bekas tambang industri 
JAKARTA, KOMPAS.com — PT Aneka Tambang meneguhkan posisinya sebagai salah satu perusahaan tambang terkemuka di Indonesia dengan memperkuat usaha pengembangan industri tambangnya pada empat proyek pengolahan bahan logam dan tambang. Proyek tersebut paling cepat akan mulai beroperasi secara komersial mulai tahun 2014.
"Kami berupaya untuk bertumbuh melalui proyek-proyek ekspansi yang solid dengan meningkatkan nilai tambah melalui kegiatan pengolahan dan menurunkan ekspor bijih," ujar Sekretaris Perusahaan Antam, Bimo Budi Satriyo, di Jakarta, Jumat (19/8/2011).
Menurut Bimo, keempat proyek tersebut adalah, pertama, proyek Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan, Kalimantan Barat. Proyek ini bernilai 450 juta dollar AS dengan rencana kapasitas produksi 300.000 ton Chemical Grade Alumina per tahun. Statusnya saat ini adalah dalam tahap konstruksi dan diperkirakan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2014.
Kedua, proyek FeNi (feronikel) Halmahera di Buli, Halmahera Timur, Maluku Utara, dengan perkiraan biaya proyek sebesar 1,6 miliar dollar AS (termasuk pembangkit listrik) dengan kapasitas produksi 27.000 ton Ni (nikel) per tahun dengan estimasi operasi komersial pada semester II tahun 2014.
Ketiga, proyek Smelter Grade Alumina (SGA) Mempawah, Kalimantan Barat, dengan perkiraan biaya proyek sebesar 1 miliar dollar AS dengan kapasitas produksi 1,2 juta metrik ton SGA per tahun dengan estimasi operasi komersial pada 2015.
Keempat, proyek Mandiodo Nickel Pig Iron (NPI) dengan lokasi Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Perkiraan biaya proyek antara 350 juta dollar AS-400 juta dollar AS dengan kapasitas produksi 1 tahap 120.000 ton nikel per tahun dengan estimasi operasi komersial pada 2014.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar