Minggu, 12 Februari 2012

WAPRES BOEDIONO MInta ExxonMobil Kembangkan Teknologi CBM

Large_logoexxon                            JAKARTA:  Wakil Presiden Boediono meminta ExxonMobil Corporation segera mengembangkan teknologi eksplorasi coal bed methane (CBM) atau gas metana batu bara, karena akan menjadi sumber energi baru masa depan.

"Wakil Presiden sudah menyampaikan beberapa waktu lalu kalau CBM di Indonesia potensinya tinggi dan meminta perusahaan minyak di Indonesia mengembangkan teknologinya. Tadi disampaikan jika Exxon mulai melakukan pengujian, tapi belum pada tahap produksi," kata juru bicara Wakil Presiden, Yopie Hidayat seusai menemani Wapres Boediono bertemu Vice President ExxonMobil Corporation Mark W. Albers, Kamis 9 Februari 2012.

Dia menjelaskan  Exxon Mobil menyampaikan kepada Wapres Boediono jika teknologi eksplorasi CBM masih diuji. Exxon sedang melakukan pengetesan cara mengeluarkan kandungan air dalam gas metana. Jika teknologinya sudah sempurna, Exxon segera mencari mitra untuk melakukan eksplorasi.

“Saat ini mereka sedang mencari partner dan menjajaki eksplorasi. Wapres meminta CBM ini jadi prioritas ke depan karena bisa menjadi alternatif gas konvensional,” kata Yopie.

Pemerintah mulai mengembangkan gas nonkonvensional seperti CBM. Kementerian ESDM menyebutkan potensi CBM Indonesia sangat besar,  yaitu 453,3 TCF yang tersebar pada 11 cekungan hydrocarbon. Cadangan CBM sebesar 112,47 TCF merupakan cadangan terbukti dan 57,60 TCF merupakan cadangan potensial.

CBM Indonesia berada di cekungan Sumatra Selatan (183 TCF), Barito (101,6 TCF), Kutei (89,4 TCF) dan Sumatera Tengah (52,5 TCF) untuk kategori high prospective. Cekungan Tarakan Utara (17,5 TCF), Berau (8,4 TCF), Ombilin (0,5 TCF), Pasir/Asam-Asam (3,0 TCF) dan Jatibarang (0,8) memiliki kategori medium. Adapun cekungan Sulawesi (2,0 TCF) dan Bengkulu (3,6 TCF) berkategori low prospective.

CBM telah diusahakan secara komersial di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Kanada, China dan Australia. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pemerintah, kondisi pengusahaan CBM di Indonesia lebih mendekati ke Powder River Basin USA di mana tingkat kematangan batu bara berada pada sub-bituminus. (bas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar