Minggu, 12 Februari 2012

TAMBANG MANGAN: Jasindo Utama garap smelter di Kupang

Large_batubara__14_
JAKARTA: PT Jasindo Utama menargetkan pabrik pengolahan dan pemurnian mangan atau smelter mangan pertama di Indonesia di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, bisa memiliki kapasitas produksi terpasang hingga total 24.000 ton per bulan.

Kukuh Riyadi, Humas Jasindo Utama mengatakan smelter yang menelan investasi mencapai Rp1,1 triliun tersebut sudah mulai dikerjakan sejak September 2011.

“Ini akan jadi smelter mangan pertama di Indonesia. Investasinya dari dana internal kami, kami adalah perusahaan PMA [Penanaman Modal Asing], investor kami berasal dari China dan Korea,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, hari ini (12/02).

Sayang, Kukuh enggan menyebutkan target pendapatan dan laba dari pengoperasian smelter mangan ini. Namun dia mengakui, kapasitas smelter bisa terpenuhi seluruhnya dari dalam negeri seiring dengan kewajiban melakukan nilai tambah mineral di dalam negeri.

Seperti diketahui, pada 6 Februari 2012, Menteri ESDM Jero Wacik baru saja menerbitkan Permen ESDM No.7 Tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral.

Dalam Permen tersebut, mangan termasuk dalam jenis komoditas tambang mineral logam yang wajib diolah dan/atau dimurnikan di dalam negeri.

“Pemegang IUP [Izin Usaha Pertambangan] Operasi Produksi untuk mineral logam mangan wajib melakukan pengolahan di dalam negeri," katanya.

"Sementara ini kami targetkan bahan baku mangan dari wilayah Kupang dulu, tapi tidak menutup kemungkinan dari provinsi lain. Minimal kami akan melakukan MoU dengan pemilik IUP Operasi Produksi."

Produk unggulan
Smelter mangan ini diharapkan bisa menghasilkan produk unggulan berupa ferromangan dan siliconmangan dengan kualitas tinggi yang berorientasi ekspor.

Kukuh mengatakan pada tahap pertama, kapasitas produksi olahan mangan sekitar 3.000 ton per bulan. Selanjutnya pada tahap kedua 6.000 ton per bulan dan tahap ketiga bisa mencapai 24.000 ton per bulan.

“Jasindo Utama akan membeli bahan baku mangan langsung dari pertambangan rakyat yang ada di sekitar 100 tempat di Kupang. Selain itu, juga dari para pemegang IUP Operasi Produksi melalui kerja sama dengan tetap mengacu peraturan yang ada,” ujarnya.

Sebelumnya Sabtu lalu (11/2), Menko Perekonomian Hatta Rajasa melakukan peletakan batu pertama di lokasi smelter mangan di Desa Benu, Kecamatan Takari, Kupang, NTT.

Pabrik ini berdiri di atas lahan seluas 40 hektar dan diharapkan mampu menyerap tenaga kerja hingga 1.200 orang.

Adapun jangka waktu pembangunan pabrik tahap I dimulai September 2011—Mei 2013, tahap II  Agustus 2013—Oktober 2014, dan tahap III Januari 2015—Agustus 2016.

Rencana ekspor
Kukuh mengatakan perusahaan berencana mengekspor mangan ke Korea Selatan dan kawasan Asia Timur lainnya dengan nilai ekspor tahap pertama sebesar US$3,75 juta per bulan, dan akan ditingkatkan hingga pada tahap ketiga mencapai US$30 juta per bulan.

Sementara itu untuk domestik, perusahaan siap memasok mangan ke PT Krakatau Steel.

“Pertama diekspor dulu, selanjutnya kami lihat pasar ke depan. Kami belum bisa putuskan sekarang, berapa porsi domestik, berapa porsi ekspor,” ujarnya.

Presiden Direktur Jasindo Utama Chang Chongching dalam keterangan resminya mengatakan tujuan pembangunan smelter mangan ini adalah untuk meningkatkan keuntungan masyarakat karena mereka bisa menjual langsung hasil tambang mangannya dengan harga tinggi ke smelter milik Jasindo. (Bsi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar