Minggu, 12 Februari 2012

SHALE GAS: Investor AS berminat masuk ke Indonesia

Large_shalegas
JAKARTA: Wakil Menteri Energi Kebijakan dan Hubungan Internasional Amerika Serikat David Sandalow mengatakan perusahaan-perusahaan asal AS sangat tertarik untuk berinvestasi dan bekerja sama dengan Indonesia untuk mengembangkan sumber daya yang ada, termasuk pengembangan shale gas
 
“Dulu pengembangan shale gas memakan waktu bertahun-tahun, sekarang memproduksi shale gas bisa lebih cepat,” ujarnya di sela-sela acara ‘Second US-Indonesia Energy Investment Roundtable on Unconventional Gas’ hari ini. 
 
Dia mengungkapkan di  AS 5 tahun lalu produksi shale gas masih kecil. Namun hari ini, produksi shale gas sudah 30% dari total produksi gas alam di AS. Angka ini diproyeksikan terus meningkat hingga 49% pada 2035. Saat ini, harga gas di AS cukup rendah, yakni di bawah US$3 per MMBTU karena ketersediaan gas yang melimpah dari shale gas.
 
“AS mengalami perubahan energi yang dramatik. Dalam beberapa tahun lalu kami impor gas alam, hari ini kami diproyeksikan bisa mandiri memenuhi kebutuhan gas alam kami. Revolusi ini hasil dari beberapa faktor, terutama berkat teknologi dan iklim investasi di AS yang menarik bagi investor,” ujar David. 
 
Shale gas adalah gas alam yang terdapat di dalam formasi batuan shale, tergolong sebagai unconventional gassebagaimana halnya dengan coalbed methane (CBM).
 
Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo mengatakan Indonesia juga bisa mengembangkan shale gas seperti AS, asal bisa memberikan iklim investasi yang menarik. 
 
“Asal ada untung, investor itu pasti mau, Jadi harus ada kebijakan harga yang mendukung dan kebijakan fiskal seperti insentif, karena gas non-konvensional ini biayanya relatif lebih mahal,” ujarnya. (sut)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar