Minggu, 12 Februari 2012

Ekspor timah diminta disetop

Large_batubara002                            JAKARTA: PT Timah (Persero) Tbk disarankan menghentikan ekspor logam timah untuk menghindari kerugian, jika harga jual timah terus-menerus turun ke depannya.

Dirjen Mineral dan Batu bara Kementerian ESDM Thamrin Sihite mengaku telah menerima laporan dari PT Timah terkait turunnya harga timah dan saat ini sedang dipikirkan jalan keluarnya.

"Iya ya turun ya, saya nggak tahu juga bagaimana caranya ya, kami lagi pikirkan. Tapi ekspor itu kan B to B. Kalau hitungannya memang tidak ekonomis, ya terus mau ngapain? Kalau terus diekspor kan nanti rugi," ujarnya ketika ditemui di gedung DPR, Selasa 27 September.

Meski demikian, PT Timah tetap disarankan mengkaji dampak dari penghentian kegiatan ekspor itu, mengingat sebagian besar produksi perseroan memang diekspor. Pada 2010, serapan dalam negeri logam timah baru sekitar 3%, sedangkan 90% masih diekspor paling besar ke Asia Pasifik, sisanya ke Eropa dan Amerika.

"Banyak aspek yang jadi pertimbangan kalau ekspornya distop, karena mungkin ini juga ada kontrak. Apa ada kontrak jangka panjang atau jangka pendek, kalau misalnya itu distop, kan ada konsekuensi. Jadi ini mungkin yang perlu dilihat dulu oleh Timah," ujar Thamrin.

Realisasi produksi logam timah PT Timah per semester I/2011 adalah sebesar 18.455 metrik ton, sementara penjualan logam timah sebesar 17.457 metrik ton.

Sebelumnya, PT Timah memprediksi harga rata-rata logam timah pada 2011 yang diterima perseroan adalah sekitar US$23.000 per metrik ton. Realisasinya, harga jual logam timah yang diterima perseroan selama semester I/2011 adalah sebesar US$29.541 per metrik ton.

Realisasi harga logam timah dunia tertinggi pada semester I/2011 adalah US$33.255 per metrik ton, dan terendah sebesar US$24.600 per metrik ton dengan harga rata-rata sebesar US$29.337 per metrik ton.

Namun, harga timah di bursa London diketahui merosot ke US$17.000 pada 23 September, 49% di bawah level tertinggi yang sempat dicapai pada US$33.600 per ton pada 11 April.

Menurut Johan Murod, Direktur PT Bangka Belitung Timah Sejahtera, eksportir terbesar timah, rencana untuk menghentikan pengiriman luar negeri mulai 1 Oktober dalam upaya untuk mendukung harga.

PT Timah, produsen terbesar, dan PT Koba Tin berada di antara 28 perusahaan yang setuju untuk menghentikan ekspor setelah pertemuan kemarin dengan Gubernur Bangka Belitung Eko Maulana Ali. Menurut Murod pengiriman ke luar negeri akan dilanjutkan jika harga bergerak ke US$25.000 per metrik ton.

Sayangnya telepon genggam Corporate Secretary Timah Abrun Abubakar sedang tidak aktif saat Bisnis mencoba mengkonfirmasi hal tersebut. (ea)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar